TIDUR BERSAMA SUPIR

 TIDUR BERSAMA SUPIR

Kesaksian Pdt Daniel Alexander


Mimbar panggung sandiwara, Tuhan tidak pernah menilai kekeristenan  waktu kita ibadah, karena justru di dalam gereja banyak kemunafikan. Yang Tuhan nilai adalah kelakuan kita sehari-hari diluar gereja.

Menjadi kebiasaan saya kalau diundang kotbah di luar kota, mereka menyediakan kamar hotel dan kalau istri tidak ikut menemani. Maka saya selalu mengajak seorang untuk menemani saya tidur, bisa jemaat setempat atau pengerja supaya orang-orang ini belajar hidup dari saya.

Pada suatu hari saya ada pelayanan di salah satu kota, oleh teman saya disediakan mobil sama supir untuk transportasi selama saya disana pelayanan, saya juga disediakan kamar hotel untuk bermalam. Waktu hendak check in hotel saya dengar diskusi supir mau diinapkan di losmen, saya langsung bilang biar supir tidur menemani saya dihotel. Mereka kaget mendengar permintaan saya. Setelah masuk kamar hotel ternyata kasurnya single bad, jadi kami tidur satu kasur. 

Setiap tidur bersama seseorang saya mengajar kehidupan dan berbagi hidup walaupun singkat waktunya, supaya mereka bisa melihat kehidupan nyata saya bukan hanya diatas mimbar. Tapi dalam kehidupan sehari-hari.

Awal pertemuan saya dengan  bapak Seger tahun 1985. Dia dari Nganjuk Jawa Timur pekerjaan sopir, dia sedang mengalami kesulitan keuangan mencari pekerjaan, kebetulan adik nenek isterinya kenal saya, jadi dikenalkan ke saya. Langsung saya suruh kerja di rumah saya di Surabaya untuk ikut saya, tapi sampai di rumah dia bingung, karena saya tidak punya mobil.

Waktu pak Seger tanya "Tuan, saya sopir tapi disini ga ada mobil, terus saya kerja apa?" Saya bilang apa saja yang bisa dikerjakan beres-beres rumah, potong rumput, dll. Yang lucu kebiasaan memanggil "Tuan" berlanjut terus sampai hari ini padahal Pak Seger sudah jadi orang sukses.  

Selama kerja di saya, saya tidak bisa rutin kasih gaji, jadi kalau pulang dari luar negeri pelayanan, saya yang tanya hutang saya berapa? Pak Seger tidak pernah menghitung gaji selama bekerja, jadi tidak pernah menyebut nominal uang. Akhirnya saya yang punya ide gajinya saya suruh buat beli aset: sapi, sawah dan rumah.
Pak Seger terharu dulu dia punya sawah dan rumah dijual semua gara-gara dia mengalami kecelakaan waktu mengendari truk. Sekarang yang hilang pelan-pelan Tuhan kembalikan. 

Selama ikut saya bekerja, tidak pernah saya mempengaruhi dia untuk jadi Kristen, sebelum masuk rumah banyak orang desanya menakut-nakuti nanti kamu dibeli dijadikan kristen oleh tuanmu. Tapi kenyataannya terbalik semua, saya tidak pernah menyuruh jadi kristen, saya anggap seperti anggota keluarga, apa yang saya makan dia ikut makan, apa yang ada dikulkas pun bebas boleh dimakan, tidak ada jarak.    
 
Lewat pengalaman dan berbagi hidup itu menjadi kesaksian yang memberkati buat supir ini, heran ada orang yang unik dan baik hati, Selang beberapa tahun kemudian saya mendengar kabar supir ini terima Tuhan Yesus dan bertobat.

Puji Tuhan sekarang bapak Seger jadi pengusaha sukses dan isterinya jadi Penginjil yang aktif pelayanan. Selang beberapa tahun bapak ini cerita, malam itu waktu diajak tidur bersama satu kamar dan satu kasur dia tidak bisa tidur karena seumur hidup itu pengalaman pertama diajak tidur satu kasur dengan tamu majikannya. Sekali seumur hidupnya pengalaman dimana dia tidak dianggap rendah, dimana supir kelasnya hanya tidur di losmen, tapi malam itu dia dihargai sebagai ciptaan yang berharga di hadapan Tuhan. 


BERBAGI TIDUR DI KASUR YANG SAMA, SEORANG JIWA DIJAMAH ROH KUDUS DENGAN CARANYA YANG AJAIB.

Amin, Tuhan Yesus memberkati. 
Niken.

Comments

Popular posts from this blog

MENJADI JAWABAN DOA

SELALU BERKATA "YA TUHAN"

KEAJAIBAN DRAMA SORGA