KEAJAIBAN DRAMA SORGA

 KEAJAIBAN DRAMA SORGA


Seorang anak bernama William, waktu adiknya lahir orang tuanya pisah, mama nya tinggal di Amerika, karena kesulitan membiayai kedua anaknya, maka  William di pulangkan ke Surabaya pada usia tiga tahun lebih dan dititipkan ke neneknya.

Tapi anak ini tidak ter urus dengan baik, sehingga menjadi anak yang nakal sekali dengan terpaksa dia harus pindah-pindah keluarga yang mau menampung.

Tiba-tiba di tahun 2013 papa nya William bisa bertemu saya untuk mencari kerja di Nabire, kami  tidak kenal sebelumnya siapa orang ini tapi karena kami menghidupi perintah-NYA untuk menerima semua orang tinggal di rumah kami. Maka tinggalah Henry, papa nya William ini dengan kami, setelah 4 tahun tinggal, dia baru cerita punya 2 anak tapi tidak tahu sekarang istri dan kedua anaknya ada di mana.

Sampailah drama Tuhan dimulai, akhir November 2016 kami ke Amerika tiba-tiba Henry bilang ternyata keluarganya ada di Philladelphia. Kebetulan kami memang sedang pelayanan di situ, membuat isteri saya semangat sekali mendengar  fakta ini, begitu kami tiba di Philladelphia ternyata mama nya William itu jemaat gereja yang sedang kami layani, ini betul-betul drama Sorga yang luar biasa, akhirnya saya bisa bicara dengan mama William panjang lebar dan memberi tahu papa William ada di Nabire bersama kami selama 4 tahun.

Namun masalahnya sang isteri tidak mau dipertemukan dengan suaminya tersebut. Akhirnya kami utarakan bahwa kami mau mengurus anak-anaknya, tetapi mama nya ketakutan kalau anak-anaknya nanti bertemu papa nya.

Melalui kami ada hadiah yang diinginkan William yang tidak terkirim, dan oleh mama nya dititipkan kepada kami untuk diberikan kepada anaknya. Akhirnya kami bertemu dengan anak ini saat memberikan hadiah tersebut. Saat itu kami bertanya bolehkah mulai hari ini kamu memanggil saya papa dan istri saya mama? Tiba-tiba anak ini mendorong pundak saya dan berkata tidak ada kata mama di hidup saya!.

Hebatnya pada saat kami pelayanan di Jakarta hampir 1 bulan, William kami ajak bersama dengan anak-anak kami yang lain untuk menginap di hotel. Di minggu ke 2, waktu kami berkumpul makan, tiba-tiba William ini berkata: "Oh, begini ya artinya sebuah keluarga itu!"  Bayangkan, dia belum pernah merasakan keluarga itu seperti apa.

Saat itu saya berkata: "Setelah 2 minggu kamu ikut kami, dan melihat semuanya, kamu lihat mereka ini bukan anak kandung kami, tetapi kamu melihat keakraban mereka kepada kami. Mendengar kata-katamu tadi, kami sekali lagi menawarkan, anggaplah kami ini papa dan mama mu".

Menjelang akhir Januari 2017 Tuhan gerakkan saya untuk mengurus nasib dan status anak ini. Karena anak ini lahir di Amerika dan gembala yang mengundang kami itu yang memulangkan anak ini ke Indonesia dan membuatkan paspor Amerika karena ada data-data bahwa dia lahir di Amerika. Jadi anak ini sudah punya paspor Amerika.

Bulan Agustus 2016, ketika mama nya sudah berjuang untuk membeli tiket supaya anaknya bisa balik Amerika. Namun ketika mereka sampai imigrasi ternyata waktu petugas periksa, paspor Amerika nya bersih, tidak ada cap. Pihak imigrasi bertanya dari mana masuknya? Jadi anak ini punya paspor Amerika tapi tidak bisa ke Amerika, dan tinggal di Indonesia tapi dia tidak punya status di Indonesia.

Akhirnya Tuhan memberi hikmat kepada saya, bagaimana cara menolong anak ini? Puji Tuhan salah satu anak kami ada yang menjadi pengacara, dan kami bisa minta tolong untuk anak ini.

Tanggal 2 Pebruari 2017, pengacara ini membawa anak ini ke kantor Imigrasi Jakarta Barat. Setelah menceritakan status anak ini, ternyata anak ini tercatat sebagai DPO dan harus ditangkap. Namun kepala imigrasi tersebut membantu menjelaskan bahwa anak ini tidak bisa ditangkap karena masih di bawah umur. Satu-satunya syarat harus memberikan data siapa ayah ibunya supaya imigrasi Indonesia bisa memberikan surat layak paspor untuk bisa kembali ke Amerika.

Akhirnya kami memberitahu mama nya tentang hal tersebut. Dan satu-satunya jalan kami minta izin mama nya untuk memberitahu papa nya bahwa anaknya bersama dengan kami. Singkat cerita kedua orang tua ini saling berkomunikasi untuk supaya bisa saling mengirim data.

Dan tiba saatnya kami memberitahu anak ini tentang siapa papa nya. Anak ini kaget dan heran bagaimana ceritanya ayahnya itu bisa berada di rumah kami Nabire. 3 hari sebelum anak ini berangkat ke Amerika, bertemu dengan papa nya dan terjadilah rekonsiliasi. Setelah anak ini lulus SMA di Amerika, dia menghubungi kami untuk bertanya bolehkah dia masuk tentara Angkatan Udara Amerika? Saya setuju dan sangat mendukung. Sekarang dia sudah cukup tinggi pangkatnya. Setiap kali ada ujian naik pangkat, dia selalu menghubungi saya untuk bercerita banyak hal.

INILAH SALAH SATU KEAJAIBAN DRAMA SEORANG ANAK BISA DIPERTEMUKAN PAPA DAN MAMA NYA, DAN HIDUPNYA BERUBAH, DIMULAI DENGAN KETAATAN KAMI MEMBERI TUMPANGAN KEPADA PAPANYA SELAMA 4 TAHUN.

1 Petrus 4:9 (TB)  Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.

Amin, Tuhan Yesus memberkati.
[Kesaksian Pdt Daniel Alexander]

Niken.


Comments

Popular posts from this blog

MENJADI JAWABAN DOA

SELALU BERKATA "YA TUHAN"