BAYI YANG DI TINGGAL DI DEPAN PINTU PANTI ASUH
BAYI YANG DI TINGGAL DI DEPAN PINTU PANTI ASUH
Hari ini tanggal 7 Juli.2025 saya akan mengawinkan anak saya yang bernama Arfan. Sejak lahir Arfan tidak tahu orang tuanya, dia ditinggalkan di depan pintu pagar Panti Asuh di Makasar dalam sebuah kardus, setelah anak ini lulus SD dipindah ke Panti Asuh di Bandung.
Setelah lulus SMP Arfan harus meninggalkan Panti, karena kesulitan kapasitas dan biaya, tapi waktu itu tidak ada orang tua asuh yang mau merawat dan menyekolahkan dia. Sampai Tuhan pertemukan saya dengan Arfan, Tuhan titipkan Arfan sejak lulus SMP, saya biayai ke SMA dan S1, setelah lulus saya ajak ke Papua, tapi dia tidak mau takut pindah kesana.
Karena takut pindah ke Nabire Arfan menghilang dari saya 3 tahun lebih, saya hilang kontak dan tidak tahu harus mencari kemana Arfan dimana. Setelah 3 tahun lebih mengembara tiba-tiba Arfan mencari saya, dia cerita ada di Medan selama 3 tahun dia pindah-pindah tempat sengaja menghindari dari saya.
Singkat cerita akhirnya dia mau ke Nabire, saya ajak kesana melihat situasi dan kehidupan langsung, karena saya tidak bisa memaksa, apalagi buat orang yang belum pernah kesana.
Setelah tinggal berapa waktu, salah satu pimpinan di sekolah saya berkata kepada Arfan: kalau dia mau kuliah S2, maka bisa menjadi dosen karena di Nabire ada perguruan tinggi. Dia mau menerima tawaran ini, saya biayai dia kuliah S2 di Bandung setelah lulus dia kembali ke Nabire menjadi dosen STIMIK PESAT di Nabire.
Ternyata Arfan membawa perubahan yang hebat untuk kampusnya. Saya tidak marah atau kecewa, saya bisa mengampuni Arfan, walaupun saya sudah sekolahkan sampai S1, kemudian dia pergi menghilang tanpa kabar, ketika dia telpon minta kembali saya sebagai orang tua angkatnya menerima dengan kasih yang tulus dan mengangkat dia menjadi orang hebat dengan mengkuliahkan lagi sampai S2, tidak lama kemudian dia menemukan jodohnya dan hari ini adalah hari bahagianya dia melasungkan pernikahan kudus.
[Mazmur 128:4 TB] "Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan.”
Laki-laki yang takut Tuhan akan menemukan kebahagiaan sejati dalam pernikahan dan keluarga ketika mereka memprioritaskan nilai-nilai spiritual, kejujuran, dan kasih sayang. Dengan menjalankan perintah Tuhan dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya, mereka akan merasakan kedamaian, kepercayaan, dan kebahagiaan dalam hubungan dengan pasangan dan anak-anak mereka.
Kebahagiaan ini tidak hanya bersifat duniawi, tetapi juga memiliki dampak sampai di sorga.
SETIAP ANAK TIDAK PERNAH MINTA DILAHIRKAN DAN MEMILIH KELUARGANYA, SEMUA ATAS KEDAULATAN TUHAN, TAPI SETIAP ANAK BISA MENJADI HEBAT KARENA ADA DITANGAN YANG TEPAT DAN MAU MENURUTI KEHENDAK TUHAN.
Kesaksian Pdt Daniel Alexander
Nabire, 7 Juli 2025.

Comments
Post a Comment