BENDAHARA YANG JUJUR
@Papi Daniel Alexander
BENDAHARA YANG JUJUR
Roh Kudus memberi saya sikap yang unik, saya merasa bersalah kalau di rekening saya ada saldo.
Rasa bersalah nya karena pasti ada orang yang membutuhkan bantuan saya,
tapi saya tidak tahu siapa orang yang harus saya bantu.
Suatu kali
saya dapat berkat yang cukup banyak, tapi Tuhan tidak menyuruh saya
memberi kepada seseorang. Jadi saya biarkan ada di rekening sambil
menunggu Tuhan yang perintah, kalau Tuhan tidak menyuruh saya tidak
berani memberi, karena tugas saya hanya bendahara jadi menunggu yang
punya uang [Tuhan] yang menyuruh. Sudah hampir 2 minggu uang itu tidak
bergerak, saya bilang ke Bapa ampuni saya kalau saya tuli tidak bisa
mendengar perintah Tuhan dengan uang ini, tapi Roh Kudus menjawab kamu
tidak tuli, tapi memang aku sedang menguji dengan uang itu. Tiba-tiba di
hati saya muncul seorang sopir taksi orang Makassar bernama Burhanudin.
Awal
perkenalan saya dengan Burhanudin, ketika saya ada perjalanan ke Papua
saya selalu singgah di Makassar. Pesawat yang terbang dari Makassar ke
Papua selalu lewat tengah malam di atas jam 12 malam, hari itu saya
sampai Makassar sore jadi ada cukup waktu senggang 6 jam sebelum
melanjutkan ke Papua.
Waktu saya sedang menunggu, orang yang mau
menjemput tidak bisa dihubungi karena ternyata ada masalah, ban mobil
nya kempis di jalan tol. Waktu sedang menunggu itu saya bertemu
Burhanudin sopir taksi, dia dua kali menawari saya, tapi saya tolak
karena saya masih menunggu orang yang mau jemput saya.
Tiba-tiba Roh
Kudus menyuruh saya memakai taksi nya Burhanudin, saya belum sempat
memanggil Burhanudin, pon sel saya bunyi ternyata orang yang berjanji
akan menjemput memberi tahu tidak bisa jemput. Waktu saya selesai
bicara, ternyata taksi Burhanudin sudah jauh. Saya tinggalkan
barang-barang dan mengejar taksi nya. Waktu naik di taksi nya, Roh Kudus
memberi tahu kalau dari kecil dia diasuh oleh nenek nya karena papa nya
meninggalkan dia dari kecil.
Waktu saya bicara masa kecilnya dia
kaget dan taksinya berhenti di bahu jalan tol, dia bertanya bapak para
normal? Saya perkenalkan diri kalau saya seorang pendeta. Setelah bicara
panjang lebar, saya menawarkan diri untuk panggil saya Papa. Sejak itu
hubungan kami akrab. Waktu anak pertama mereka lahir, mereka memaksa
saya memberi nama, padahal mereka tahu saya seorang pendeta.
Kembali
ke masalah uang di saldo bank saya, ketika nama Burhan tiba-tiba
muncul, maka saya langsung telepon Burhan yang menerima isteri nya, dan
bilang suaminya lagi kerja [tarik taksi], jadi saya ngobrol dengan
isterinya. Apa kabar kalian? Isterinya jawab baik. Tapi Roh Kudus
mengejar terus, saya diingatkan beberapa waktu yang lalu mereka ada
masalah kontrak rumah.
Waktu saya tanyakan memang benar belum dapat,
lalu tiba-tiba saya bilang "kenapa tidak beli saja?" Saya kok
sepertinya kurang ajar, kontrak saja tidak mampu, tapi saya percaya Roh
Kudus tidak pernah salah. Isterinya menerangkan yang habis masa sewa
tanahnya, karena rumah orang Makasar bisa di pindah-pindah dengan gotong
royong ramai-ramai, mereka butuh tanahnya saja. Isterinya menerangkan
kebetulan di sebelah rumahnya ada seorang guru dari Jawa yang sudah
pensiun, mau pindah ke Jawa, tanahnya mau dijual. Kalau bisa dibeli,
maka rumahnya [fisik bangunan] tinggal digeser.
Yang ajaib waktu saya
tanya harga tanah itu berapa? Ternyata sama persis dengan uang yang
mengendap di saldo saya selama 2 minggu. Isteri saya orang yang murah
hati, dia langsung menyetujui untuk melakukan transfer uang itu kepada
Burhan. Sehingga pembelian tanah terlaksana, waktu ada acara syukuran
dalam tradisi muslim saya diundang. Dan saya dikenalkan kepada semua
yang hadir: "Ini papa saya, seorang pendeta." Saya juga diminta berdoa
di hadapan kerabat dan tetangga mereka yang muslim.
Hidup bebas dari ikatan dengan uang, kalau kita bisa menyadari posisi kita adalah bendahara, yang menjadi pemilik uang adalah Tuhan. Sebagai bendahara harus peka mendengar suara Tuhan, taat dan jujur dalam mengelola uang. Jadilah bendahara yang selalu merasa cukup dalam segala hal.
Supaya terhindar dalam berbagai pencobaan.
1 Timotius 6:9-10 (TB) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Amin, Tuhan Yesus memberkati.
[Kesaksian Pdt Daniel Alexander]
Niken.
Comments
Post a Comment