AKU MAU PULANG
Pentingnya rumah dalam hidup seseorang, Seperti kapal yang tidak bertemu pelabuhan, orang yang tidak punya rumah, hidupnya sangat menderita terkatung-katung di samudra raya yang luas.
Suatu kali tahun 2006 saya ada di perbatasan Depok dan Bogor, saya ketemu orang muda dari Maluku di Pos hansip, Roh Kudus menyuruh saya menyampaikan kepada dia, bahwa dia perlu pelabuhan hidup.
Setelah saya bertemu dia dan berkenalan, saya tanya: Kenapa kamu seperti kapal yang tidak menemukan pelabuhan? Pelabuhan tempat yang sangat penting buat kapal mengisi perbekalan makanan, mengisi air, mengisi bahan bakar mesin dan juga tempat untuk istirahat Nakhoda kapal dan anak buah kapal. Tiba-tiba dia pergi, masuk ke dalam rumah kemudian keluar lagi membawa map isinya gambar-gambar kapal yang cukup banyak, ada kapal yang rusak diombang-ambingkan ombak, ada kapal di tengah samudra, terus saya tanya maksudnya gambar-gambar ini apa? Dia menjawab: "saya ini seperti kapal yang bapak katakan, saya seperti kapal yang sedang mencari pelabuhan dalam hidup ini. Saya hidup terlalu lelah dari Ambon - Maluku jauh terdampar di sini, saya mengutuki kelahiran saya, karena orang tua saya yang melahirkan saya justru yang membuang saya, mudah-mudahan saya bisa bertemu pelabuhan hari ini. Setelah cerita panjang lebar, saya sangat terharu, saya layani dia dan saya langsung peluk dia, mewakili orang tuanya saya minta maaf dan meminta dia bisa memaafkan orang tuanya, saya menerima dia menjadi anak saya.
Jadi kalau dia lagi stres, maka dia melukis kapal yang sudah rusak [hancur], karena terus berlayar tapi tidak pernah bertemu pelabuhan. Sehingga lukisan dia sangat banyak semua cuma gambar kapal.
Puji Tuhan! sekarang anak ini ada di Nabire sudah menikah dan punya anak hidup bahagia, seperti kapal yang sudah menemukan pelabuhan.
Lukas 15:11-32 Perumpamaan anak yang hilang
Ketika si bungsu yang sudah meninggalkan rumah Bapanya dan di negeri yang jauh dia menderita kelaparan dan uangnya habis, dia berkata "aku mau pulang ke rumah Bapaku" Inilah inti dari seluruh rencana Bapa, yaitu membuat semua orang bisa berkata pulang.
Manusia yang paling menderita adalah mereka yang tidak bisa berkata aku mau pulang, maka orang itu akan sakit-sakitan kalau dihidupnya tidak menemukan pulang, karena pulang kata sakti dalam hidup manusia menemukan "home". Rumah bukan fisik tapi suasana rumah yang seperti sorga, penuh damai sejahtera dan ada ketentraman.
Amin, Tuhan Yesus memberkati.
[Kesaksian Pdt Daniel Alexander]
Niken.

Comments
Post a Comment