DIPROSES OLEH GEMBALA SENIOR SENDIRI

 DIPROSES OLEH GEMBALA SENIOR SENDIRI


Kesaksian pribadi pada pertengahan tahun 1980, presiden Soeharto memberi perintah "Bersih-bersih lingkungan" eks PKI lewat menteri Pangkokamtib Soedomo.
Waktu itu saya sudah menjadi gembala disebuah gereja cabang di Surabaya, ada gereja induk yang digembalakan senior saya yang sudah sepuh. Gereja cabang ini ibadah dalam satu gedung dengan gereja induk. Kebaktian umum dipimpin gembala senior saya dan ibadah cabang saya yang menggembalakan.

Ternyata ibadah yang saya pegang jauh lebih diberkati dari gereja induk, jemaat lebih banyak, persembahan juga lebih banyak. Ini yang membuat gembala senior saya menjadi iri hati dengan saya.   

Tahun 1965 saya berumur 9 tahun, waktu itu ayah saya "tertuduh" eks PKI, Jadi tahun 1980 itu Pak Soedomo bersih-bersih lingkungan kalau ada anak dari orang tua yang "tertuduh" maka akan diusut.

Tiba-tiba saya dilaporkan oleh gembala senior saya, istilah waktu itu disebut saya tidak bersih lingkungan,
Saya tahu dari Pembimbing Masyarakat Kristen Protestan Jawa Timur memberitahu karena dia juga kaget saya dilaporkan. Dia yang membela saya, tidak mungkin seorang anak usia 9 tahun terlibat.

Betapa sadisnya gembala senior saya ini, sampai saya diusut ke Koramil atau Kodim di desa dimana ayah saya pernah tinggal. Mengerikan dan menakutkan sekali waktu itu, saya sempat marah dan hampir kecewa, karena semua pelayanan saya dicopoti tidak ada satupun yang tersisa.

Semua pintu pelayanan ditutup seketika karena alasan takut ada masalah dengan status ayah saya tapi Puji Tuhan banyak sahabat-sahabat yang menguatkan saya. Akhirnya saya bisa melalui proses yang sangat menegangkan, saya bisa mengampuni gembala senior saya.

PUJI TUHAN, PELAYANAN SAYA SETELAH DIPROSES OLEH GEMBALA SENIOR JUSTRU LEBIH BERKEMBANG DAN TERUS BERLANJUT TAHUN 2024 SAYA MERAYAKAN 52 TAHUN SAYA MENJADI PARTNER KERJANYA TUHAN.

#Pdtdanielalexander

Comments

Popular posts from this blog

MENJADI JAWABAN DOA

SELALU BERKATA "YA TUHAN"

KEAJAIBAN DRAMA SORGA