KISAH 3 HAMBA TUHAN
KISAH 3 HAMBA TUHAN
Ada kejadian nyata beberapa tahun yang lalu, seorang hamba Tuhan A membeli rumah di kota BIAK, PAPUA.
Cerita hamba Tuhan A: saya membeli rumah waktu itu seharga 60 juta rupiah dari seorang hamba Tuhan B, karena kesibukan saya belum sempat ganti nama, tapi kami sudah membuat akta jual beli yang sah di depan notaris.
Selang 6 tahun rumah itu dijual lagi sama hamba Tuhan B pemilik pertama, kepada hamba Tuhan C yang saya kenal juga seharga 90 juta. Hamba Tuhan C yang beli ini pernah juga tinggal di rumah yang saya beli. Karena rumah yang saya beli ditempati oleh banyak orang yang membutuhkan.
Kemudian Notaris yang menangani telepon ke saya, menanyakan apakah saya menjual rumah itu ke hamba Tuhan C? Saya jawab tidak dijual. Notarisnya memberi tahu saya kalau ini masuk pelanggaran hukum, karena pemilik pertama tidak berhak menjual lagi, tapi karena uang sudah diterima dan dipakai dia. Akhirnya saya mengalah, saya bayar lagi rumah saya 90 juta kepada hamba Tuhan C, yang membeli rumah saya, tanpa seizin dan sepengetahuan saya tapi membayarnya kepada hamba Tuhan B, yang bukan pemiliknya lagi.
Dengan kata lain saya dirugikan 90 juta oleh orang-orang yang saya kenal baik dan saya anggap teman sejawat sesama hamba Tuhan.
Belajar dari keteladanan hamba Tuhan A, yang menerima ketidakadilan dan mau dirugikan. Rahasianya kalau kita merasa semua yang ada pada kita adalah milik Tuhan dan kita hanya pengelola saja. Maka ketika kita kehilangan sesuatu, kita tidak kecewa, kita tidak merasa kehilangan semuanya milik Tuhan, biarlah mereka yang membuat rugi berurusan dengan Tuhan. Tugas kita hanya mengampuni dan biarlah semua berlalu jangan simpan di hati.
1 Korintus 6:7 (TB) Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
Amin, Tuhan Yesus memberkati
Niken.
#pdtdanielalexander

Comments
Post a Comment